oleh

Universitas Gunung Leuser Agara Terancam Tutup “14 Bulan Dosen Tidak Terima Gaji”

Kutacane | KameraBerita – Ratusan mahasiswa Universitas Gunung Leuser (UGL) Kabupaten Aceh Tenggara pada Kamis (10/1/2019) mengelar aksi unjuk rasa kekantor Bupati dan DPRK, para mahasiswa-mahasiswi menuntut agar gaji para dosen selama 14 bulan agar dibayarkan, karena pada saat ini proses belajar mengajar di UGL tidak ada lagi.

Sekda Agara M.Ridwan dihadapan ratusan mahasiswa-mahasiswi UGL menyebutkan, terkait hal ini belum ada keputusan atau solusi untuk pembayaran gaji dosen di UGL.

Sebab kita harus menunggu hasil audit terhadap anggaran serta penjelasan dari pihak yayasan UGL terkait tunggakan gaji para dosen tersebut singkat Ridwan.

Sementata itu Koordinator aksi Reza saat dikonfirmasi media realitas mengatakan, gaji para dosen harus dibayarkan secepatnya,” Kami butuh pendidikan, kami juga sudah bayar uang SPP kepada pihak yayasan, tapi kenapa gaji para dosen kami tidak dibayarkan, kami berharap kepada Bupati dan DPRK agar mengevaluasi kinerja Yayasan yang baru, kalau hal ini tidak secepatnya di pindahkan, maka UGL akan tutup tanpa ada proses belajar dan mengajar,” imbuhnya.

Sementara itu Fais salah satu orator mengutarakan, ” kami tidak butuh omong kosong dari wakil rakyat, sebab masalah tunggakan gaji para dosen di UGL sudah berapa kali dilakukan Rapat Dengan Pendapat (RDP) tetapi komitmen itu tak ada dilaksanakana,hanya kertas berisikan notulen saja, kami meminta hadirkan pengurus yayasan dan rektorat UGL digedung wakil rakyat, bukan hanya janji-janji manis.

Karena pada awal 2018 sudah dilakukan RDP saat itu dalam RDP itu sudah disepakati gaji dosen akan dibayarkan melaui dana desa tapi buktinya tidak juga diselesaikan.

Kami sudah bayar uang SPP dan lainnya tetapi buktinya kenapa gaji dosen tidak terbayarkan.

Ditambah lagi uang dari dana desa tahun 2018 dari 385 desa di Agara untuk setiap mahasiswa desa satu desa sebesar Rp 9.300.000/desa, kata Fais.

Pantauan media realitas dilapangan sejumlah anggota dewan yang menjumpai mahasiswa belum dapat mengambil keputusan seperti yang diinginkan mahasiswa dengan menghadirkan Bupati selaku ketua pembina yayasan, pengurus yayaysan dan rektorat UGL. (sumardi/iqbal)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *