Tiga Fakuktas di UNIPA Bentuk Tim Khusus Penanangan Masalah Akreditasi Jurusan

MANOKWARI | D’INVESTIGASI- Terkait aksi pemalangan yang berlangsung di kampus Universitas Papua (UNIPA) Manokwari beberapa waktu lalu, UNIPA membentuk tim khusus untuk membackup persoalan akredisasi yang menjadi sorotan publik (mahasiswa).

Tim khusus ini berasal dari tiga fakultas yang mengalami masalah akreditasi yakni fakultas Sastra dan Budaya, fakultas Teknik dan fakultas Ekonomi. Tiga fakultas ini yang saat ini masih bermasalah dengan akredasi.

Ada beberapa program studi dari ketiga fakultas yang belum terakreditasi menjadi B sehingga membentuk tim khusus penanangan masalah akredasi. Tim ini di bentuk saat tatap muka antar rektor dan mahasiswa di aula utama universitas Papua pada hari Senin, (17/12).

Rektor UNIPA yang diwakili Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan Hendrik Arwan, S.Pd, M.Hum kepadaD’INVESTIGASIusai pertemuan di gedung rektorat mengatakan, setelah mendengar semua tuntutan dari mahasiswa terkait masalah akreditasi yang disampaikan saat tatap muka tadi untuk membackup semua proses pengurusan akreditasi.

Menurut Hendrik tim ini akan bekerja sama dengan para dekan dan prodi di tiga fakultas tersebut sehingga mempermudah dalam pengurusan masalah akreditasi ini. Dan tentunya tim juga berjuang sampai menyelesaikan masalah akreditasi program studi daro tiga fakultas itu, dan kepastian waktu realisasi soal akreditasi belum pasti karena harus melewati proses, ungkap Hendrik.

Hendrik yang juga selaku mantan wakil dekan III dekan fakultas sastra dan budaya ini menjelaskan, sampai saat ini tiga fakultas di UNIPA yang dalamnya ada beberapa prodinya belum terakreditasi maka itu menjadi tanggung jawab universitas untuk membenahi semua.

“Kami tidak diam tentu akan di usahakan, karena urus malasah akreditasi ini tidak mudah dan butuh proses tahapan. Dalam waktu dekat kami akan upayakan bersama tim yang sudah dibentuk ini, sehingga dirinya menghimbau kepada mahasiswa untuk tetap bersabar dan menunggu hasil dari kami (Pihak rektorat dan Tim khusus),” dikatakanya.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu terkait masalah akreditasi ini mahasiswa memalangi kampus selam 5 hari yakni dari hari Rabu, (12/12) hingga Senin (17/12) kemudian palang dibuka kembali setelah melakukan tatap dengan rektor pada hari Senin, (17/12).

Aktivitas perkulian sudah kembali berjalan normal seperti biasa. Sementara terkait pelaksanaan ujian akhir semester (UAS) yang tertunda akibat dari pemalangan ini akan dilakukan ujian susulan oleh dosen mata kuliah yang bersangkutan dan itu harus dilaksanakan karena itu bangian dari hak-hak mahasiswa, demikian Ungkap Hendrik Arwan saat ditanya tentang UAS.

Sementara Issac Cornelius salah satu mahasiswa fakultas teknik jurusan Informatika juga mengapreasi pertemuan tatap muka tersebut karena menurutnya ini adalah solusi yang terbaik untuk menyelesaikan semua masalah-masalah yang terjadi di kampus UNIPA lebih khusus di tiga fakultas yang bermasalah ini.

“Saya berharap pertemuan ini menjadi catatan penting bagi para dekan dan prodi dari tiga fakultas ini untuk membenahi kekurangan yang ada, dan ini hal yang sewajarnya karena melalui dialoglah akan terungkap semua akar persoalan yang terbungkam dan siapa salah dibalik semua itu, apakah dekan-dekan atau prodi-prodi yang salah atau rektor dan kabinetnya yang salah,” ujar Issac.

Untuk itu dirinya berharap kedepan jika adalah masalah dalam kampus perlu dilakukan dialog bersama secara terbuka sebelum mengambol tindakan lebih lanjut seperti melakukan aksi demo dan pemalangan.

“Saya mengapreasi juga kepada kawan-kawan mahasiswa yang sudah membuka wacana publik sehingga semua dapat terungkap dan ada solusi terbaik bagi kami semua, yang intinya kami mahasiswa butuh jurusan kami harus terakreditasi sebelum kami tamat dari UNIPA. Saya juga berharap kepada kawan-kawan mahasiswa untuk mendukung program akredasi ini dari sisi kegiatan kemahasiswaan sehingga saling singkron dengan program kerja dekan untuk mendorong akreditasi program studi. Yaitu kegiatan ekstrakuler mahasiswa yang harus dilakukan oleh mahasiswa melalui wadah organisasi kemahasiswaan di tingkat jurusan dan fakultas sehingga bisa menjadi tolak ukur dalam upaya peningkatan akreditasi kedepan. Diharapkan dengan melakukan tatap muku ini masalah akreditasi bisa terealisasi sesuai harapan bersama,” tutup Issac. (JM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *