Butuh Transportasi Ke Sekolah, Siswa SDN 12 Babahrot Jalan Kaki 6 Km

Blangpidie | KameraBerita – Beberapa siswa yang mengenyam pendidikan dibangku Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten setempat untuk dapat menyediakan transportasi.

Pasalnya, siswa harus berjalan kaki menuju sekolah dengan jarak tempuh 6 kilometer lebih bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan.

Kepala SDN 12 Babahrot, Suraiya, SPd kepada wartawan, Jumat (25/1/2019) membenarkan kalau selama ini beberapa siswa sangat kesulitan untuk menjangkau ke sekolah.

Hampir keseluruhan siswa berdomisili di kawasan Perumahan Katd 40 Dusun Kubang Gajah, Desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot.

Untuk menempuh ke sekolah yang berada di kawasan Desa Ie Merah itu, para siswa setiap harinya harus menempuh jarak 6 Km lebih.

Tentu saja dengan jarak yang cukup jauh dan harus tiba di sekolah tepat waktu merupakan hal sulit dilakukan oleh peserta didik usia belia.

Sehingga, hadir terlambat merupakan sebuah kewajaran yang harus dimaklumi oleh para dewan guru.

“Sedih jika melihat siswa harus berjalan kaki sejauh 6 Km lebih untuk mencapai sekolah, apalagi jalan yang mereka tempuh belum di aspal, kondisi ini telah berlangsung sejak dulu,” paparnya.

Terkait kondisi itu, pihak sekolah telah menyurati Bupati Abdya untuk mengajukan permohonan bantuan transportasi, agar para siswa dapat lebih mudah hadir ke sekolah.

Diperkirakan 70 persen siswa memang berdomisili di perumahan dimaksud.

“Jika mereka hadir terlambat, tentu kegiatan belajar mengajar akan terganggu, faktor inilah yang membuat kami prihatin dan memohon bantuan dari pemerintah, besar harapan, bantuan kendaraan itu dapat terealisasi dan para siswa dapat belajar dengan maksimal di sekolah,” harap Suraiya.

Melihat kondisi itu, Ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar-GB) Abdya, Rusli AMa ikut bersuara dan merasa prihatin dengan kondisi yang dialami para siswa SDN 12 Babahrot.

Bahkan pihaknya telah datang langsung ke sekolah guna menyaksikan secara langsung apa yang dikeluhkan oleh pihak sekolah dan orang tua siswa.

Semoga Pemkab Abdya melalui instansi terkait dapat membantu menyediakan kendaraan, agar para siswa dapat lebih mudah menuju sekolah.

Ada 132 siswa yang setiap harinya harus berjalan kaki menyusuri bebatuan serta penuh dengan debu.

Jika hujan mengguyur, mereka tidak bisa bersekolah lantaran kawasan tersebut kerap dilanda banjir luapan.

Sementara itu, Jauhari SPd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Abdya, hingga berita ini dilayangkan belum bisa menanggapi persoalan tersebut. Karena ketika dihubungi wartawan sedang ada acara rapat. (Syahrizal/iqbal)

Komentar