MANOKWARI | D’INVESTIGASI- Dewan Adat Papua (DAP) wilayah III Doberay menyeruhkan aksi nyalakan 1000 lilin di salah satu cafe lokal di Manokwari Papua Barat Sabtu, (15/12) dengan maksud merenungkan aksi penyerangan yang mengakibatkan korban terhadap warga sipil di distrik Yigi kabupaten Nduga Papua. Aksi 1000 lilin ini dikerahkan oleh DAP wilayah III Doberay bersama masyarakat kota Manokwari dan berbagai elemen organisasi dan lembaga lainnya.
“Kami tidak bermaksud lain tetapi ini sebagai bentuk kepedulian kami dari DAP wilayah III Doberay untuk mendoakan saudara-saudara kita yang saat ini sedang mengalami musibah besar di kabupaten Nduga provinsi Papua,” demikian disampaikan Mananwir Paul Finsen Mayor selaku ketua DAP wilayah III Doberay kepadaD’INVESTIGASIdi sela-sela aksi 1000 lilin tersebut.
Menurut Paul, negara tidak perlu melakukan penegakan militer yang mungkin bisa menimbulkan konflik yang terlalu berlebihan dan akhirnya akan menyebabkan korban jiwa terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Yang perlu negara bertindak adalah bagaimana menyelesaikan persoalan di Papua dengan jalur hukum yang benar, jangan bertindak dengan kekerasan militer karena itu tidak akan menyelesaikan semua persoalan di tanah Papua lebih khusus di Nduga.
Untuk itu dirinya meminta pemerintah pusat harus menyikapi dengan bijak sesuai jalur hukum yang benar agar dapat menyelesaikan persoalan tersebut, jika tidak maka rakyat yang akan korban terus, tutur Paul Mayor.
Lanjut dia, pemerintah harus memahami situasi saat ini sedang memasuki suana Natal bagi umat nasrani, untuk menghindari sesuatu yang bisa mengganggu ketenangan masyarakat harus dihentikan karena membuat masyarakat tidak nyaman dan sedang terganggu sehingga tidak mempersiapkan diri untuk menyambut kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember mendatang.
Pemerintah harus menghargai hari besar bagi umat kristen maka tidak boleh mengirim banyak pasukan bersenjata untuk memperpanjang konflik yang berlebihan di Nduga. Dengan aksi bakar 1000 lilin ini kami berdoa agar masyarakat kita di Nduga yang kena musibah bisa terselamat dari ancaman kontak senjata disana, tutur Paul.
Paul juga mengaku, aksi ini tidak ada dukungan dari pihak manapun dan ini adalah inisiatif dari DAP wilayah III Doberay dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk turut memberikan kontribusi dukungan doa spontanitas kepada para korban di Nduga, Papua.
Sementara itu sekretaris jendral Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Papua Barat Jimi Lion Sanda memberikan apreasi terhadap aksi bakar 1000 lilin ini. Karena menurutnya aksi ini sebagai bentuk solidaritas masyarakat yang peduli untuk menyeruhkan aksi dukungan dalam bentuk doa untuk penyelamatan warga sipil yang mengalami musibah di kabupaten Nduga Papua.
“Saya sangat setuju dengan aksi ini, sehingga aksi seperti harus ada dukungan dari pihak-pihak yang terkait seperti pemerintah daerah maupun DPR dan MRPB karena ini menyangkut dengan aksi kemanusiaan yang dilakukan saudara-saudara kita DAP,” ungkap Jimi.
Menanggapi aksi bakar 1000 lilin ini ketua Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari Y Christian Warinusi SH mengatakan, aksi ini adalah aksi universal yang mana perlu disuarahkan juga oleh semua pihak seperti gereja, pemerintah dan lembaga adat di tanah Papua karena ini menyangkut hak-hak kemanusian yang sudah termasuk dalam pelanggaran HAM yang menyebabkan tewasnya beberapa warga sipil di Nduga.
Lanjut Warinusi, aksi penembakan oleh kelompok bersenjata ini bukan hanya kali ini yang dilakukan namun sudah biasa terjadi setiap memasuki bulan Desember sehingga negara Indonesia perlu mengidentifikasi masalah dengan baik dan bertindak secara hukum untuk menyelesaikan kasus tersebut. Karena menurutnya jika negara menggukan operasi militer malah tambah memperpanjang konflik sehingga solusi terbaik yaitu pemerintah pusat harus membuka ruang dialog terbuka dengan masyarakat Papua untuk menyelesaikan semua akar persoalan di tanah Papua.
“Menurut saya kalau pakai operasi militer terus tidak bisa menyelesaikan masalah di Papua karena orang Papua itu tuntut hak mereka yaitu bagaimana menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua maka kontak senjata antara kelompok TPN OPM dan TNI/POLRI tidak akan berhenti kecuali diadakan dialog bersama di meja hijau,” ungkap Warinusi.
Jika pemerintah bertindak melalui jalur hukum yang benar maka akan mendapatkan solusi terbaik kedepan dan tidak merugikan rakyat sipil lagi. Aksi bakar 1000 lilin seperti ini merupakan bentuk solidaritas umat beragama yang peduli terhadap aksi kemanusian dalam menyuarakan seruan aksi secara damai untuk memintah negara dan dunia melihat kondisi yang sedang terjadi di kabupaten Nduga Papua. Dan bagaimana dunia melihat hal ini sebagai sebuah masalah yang serius yang perlu ditanggapi oleh publik dalam hal negara dan bahkan PBB perlu turun tangan untuk mengamankan kasus penggaran HAM yang sedang terjadi di Nduga Papua pada 03 Desember serta beberapa warga sipil yang korban akibat operasi militer indonesia, sehingga perlu ada cara yang tepat untuk menyelesaikan semua masalah ini, ucap Warinusi.
Setuan aksi bakar 1000 ini dimulai pada pukul 18.00 hingga 1.00 WIT. (JM)