Polisi Membeberkan Sepak Terjang Dua Muncikari Prostitusi Online Artis

Surabaya | Realitas – Polisi membeberkan sepak terjang dua muncikari prostitusi online artis.

‘Berbisnis’ sejak 2017, penghasilan mereka hingga miliaran rupiah dan bergaya hidup mewah.

Mereka adalah ES alias Endang Suhartini (Siska) dan TN alias Tentri Novanta. Mereka berdua berasal dari Jakarta Selatan.

“Jaringannya kami ketahui sejak tahun 2017, keduanya dari Jakarta Selatan, baik Tentri atau Endang itu,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera kepada detikcom di Mapolda Jatim, Jumat (11/1/2019).

Dalam aksinya selama satu tahun, kedua muncikari ini juga diketahui telah memiliki puluhan ‘anak asuh’.

Polisi menyebut, Endang atau Siska membawahi 45 artis, sedangkan Tentri memiliki 100 anak buah dari kalangan model.

Polisi juga mengantongi data rekening koran dari masing-masing muncikari. Data sementara menyebut Endang mampu meraup keuntungan mencapai Rp 2,8 miliar dari profesinya tersebut.

Namun Barung mengaku belum tahu penghasilan Tentri dari bisnis prostitusi.

Pihaknya hingga kini masih menelusuri transaksi digital Tentri.

“Kalau yang Endang Rp 2,8 miliar tapi tunggu dulu lah untuk Tentri masih kami selidiki,” lanjutnya.

Barung menambahkan keduanya berbisnis sebagai muncikari untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Apalagi belakangan diketahui jika gaya hidup mereka cukup tinggi dan mewah.

“Iya (cukup tinggi). Dia ikut ke Bali, ikut ke luar negeri juga kok, kalau motifnya ya untuk kebutuhan ekonomi,” ungkap Barung.

Dari pengakuan keduanya mereka mengaku hanya menawarkan artis dan model saja, tetapi tidak menawarkan dirinya sendiri.

“Justru mereka mengatakan jika para artis yang meminta untuk ditawarkan kepada pelanggannya,” kata Barung.

Polisi saat ini tengah memburu dua muncikari lain.

Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan pihaknya sudah selangkah lagi dalam melakukan penangkapan.

“DPO Insyaallah mudah-mudahan segera tertangkap, dua ini Insyaallah nanti ketangkap,” kata Luki.

Luki menambahkan seandainya telah tertangkap nanti, pengungkapan jaringan ini akan lebih cepat.

Karena dua muncikari ini merupakan pemegang kunci.

“Ini nanti kalau dua ini ketangkap, ini lebih besar lagi karena kuncinya di dua orang ini walaupun dua orang yang muncikari ini sudah tahu ininya (pelanggan dan jaringannya),” lanjut Luki.

Selain itu Luki juga menyebut kedua DPO merupakan inti dari jaringan ini, “memang intinya di dua orang ini,” pungkas Luki. (dc/iqbal)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *