Mahasiswa Tuntut Dekan Segerah Serahkan Berkas Akreditasi ke Pihak Universitas

MANOKWARI | D’INVESTIGASI- Puluhan mahasiswa asal fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua (UNIPA) kembali palang gedung fakultas dengan tujuan menuntut dekan mereka segerah menyerahkan berkas akreditasi ke pihak Universitas Papua (UNIPA) apabila berkas tersebut sudah ada. Demikian disampaikan gubernur mahasiswa fakultas sastra dan budaya Elieser Bungkopioper kepada wartawan di sela-sela aksi orasi di depan fakultas sastra budaya UNIPA, Rabu, (5/12).

“Kami sudah cross cek ke wakil rektor 1 bapak Deki Erari tapi menurut bapak berkas tentang kreditasi dari fakultas sastra dan budaya belum sampe ke meja Wakil Rektor (WR) 1 sehingga kami desak agar dekan kami segerah menyerahkan ke pihak universitas untuk diproses lebih lanjut ke Dikti,” ujar Elierser.

Lanjut dia, kami juga tuntut agar dosen non PNS di lingkup fakultas sastra dan budaya harus diangkat menjadi PNS sehingga dapat memenuhi kuata dosen di fakultas. Menurutnya sampai saat ini ada beberapa program studi (prodi) di fakultas sastra ada budaya yang masih minim dosen, tentunya ini berpengaruh juga pada akreditasi prodi sehingga ini perlu di ditinjau oleh dekan, jelas Elieser.

Dia menanbahkan, hari ini kami palang fakultas sampai ada jawaban dari dekan dan pihak universitas baru kami akan buka palang ini, dan untuk sementara fakultas sudah kami palang ujarnya. Selain masalah akreditasi juga ada beberapa dosen yang sering menyulitkan mahasiswa dalam membimbing atau mendidik mahasiswa dengan cara yang tidak sewajarnya. Salah satu contoh yaitu saat praktek kerja lapang (PKL) mahasiswa diminta untuk membayar uang praktek tanpa ada surat keterangan dari prodi bersangkutan sehingga kami pertanyakan hal ini karena ini merupakan bagian dari pajak liar kecuali ada surat ketetangan dari prodi. Hal-hal kecil seperti ini perlu di dikoreksi oleh setiap dosen di fakultas sastra dan budaya maupun di fakultas lain sehingga tidak terindikasi ada kecurgaan lagi.

Mahasiswa pun membakar ban di depan gedung fakultas dan memalang pintu-pintu fakultas sastra dan budaya. Akibat dari pemalangan ini membuat semua aktivitas belajar mengajar di fakultas sastra dan budaya untuk sementara dihentikan sampai ada jawaban yang pasti dari dekan

Aksi pemalangan ini berkelanjutan dari aksi sebelumnya yang dilakulan oleh aliansi mahasiswa peduli kampus UNIPA pada Kamis, (30/11) lalu yang menuntut rektor UNIPA untuk segerah menuntaskan berbagai permasalahan di kampus UNIPA yang salah satunya adalah masalah akreditasi dari setiap program studi dan status nasip para dosen non PNS.

Hingga kini aliansi mahasiswa peduli kampus UNIPA yang juga sebagai aktor demonstrasi beberapa waktu lalu masi menunggu jawaban dari rektor UNIPA untuk melakukan tatap muka atau dialog bersama dengan civitas akademik UNIPA untuk mencari solusi bersama.

Mahasiswa pun menyerahakan surat pernyataan sikap tuntutan kepada dekan fakultas sastra dan budaya untuk segerah menanggapi aspirasi mereka (mahasiswa). (*7)

Komentar