Jakarta | KameraBerita – Kapolri Jenderal Polisi Muhammad Tito Karnavian mengatakan penanggulangan terorisme di Indonesia telah menjunjung tinggi supremasi hukum dan nilai-nilai Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurut Kapolri, pendekatan penegakan hukum sangat tepat diterapkan di Indonesia dalam iklim demokrasi yang menjunjung tinggi supremasi hukum dan penghormatan terhadap nilai-nilai HAM.
Hal itu disampaikan Kapolri saat memberikan kuliah dengan judul Strategy and Counter Strategy of Terrorist Networks, Case Study Indonesia kepada peserta 12th Terrorisme Analyst Training Course di Nanyang Technological University Singapura.
“Pendekatan penegakan hukum telah berhasil merebut simpati publik kepada Pemerintah negara dalam upaya penanggulangan terorisme,” kata Jenderal Polisi Tito, Rabu (23/1/2019).
Menurut Kapolri, penanggulangan terorisme di Indonesia menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan hard power dan soft power.
Bahkan, Indonesia dianggap berhasil menanggulangi terorisme oleh negara dunia.
“Kombinasi antara pendekatan hard power dan soft power tersebut juga dinilai berhasil dan telah menarik berbagai negara asing dan lembaga internasional,” ujar Jenderal Tito.
Jenderal Tito menjelaskan penanggulangan terorisme di Indonesia mengkombinasikan pendekatan hard power berupa penegakan hukum secara tegas, profesional dan dengan menunjunjung tinggi nilai-nilai HAM.
Kemudian, kata Jenderal Tito, pendekatan soft power berupa deradikalisasi, kontraideologi, kontraradikalisasi, netralisasi saluran penyebaran ideologi radikal serta netralisasi situasi kondusif terhadap penyebaran ideologi radikal.
“Ini sangat efektif dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia,” jelas Jenderal Tito.
Di samping itu, Jenderal Tito mengatakan Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang dinilai berhasil mengatasi permasalahan terorisme dengan cara-cara terhormat dan bermartabat di mata dunia. (H A Muthallib)