Abrasi Parit Semangkin Dalam, Jembatan Serapuh Terancam Roboh

Simalungun | METROINVESTIGASI – Alur parit yang terletak di antara dua Nagori (Desa. Red) antara Desa Bangun dengan Desa Serapuh Kecamatan Gunung Malela Semangkin dalam dan membentuk lekuk bak ular raksasa yang sedang terbujur. lokasi tersebut berada tepat di tengah perkebunan milik PTPN3 yang amblas ke dalam hingga mencapai kedalaman meter.

Kedalaman parit tersebut Berdampak pada bangunan Jembatan yang roboh akibat amblasnya fondasi jembatan yang di perkirakan kareana kedalaman parit sudah melebihi fondasi jembatan yang di bangun perusahaan perkebunan milik PTPN 3 Kebun bangun. Belum di ketahui persis, penyebab terjadinya abrasi parit yang membentuk alur seperti Hewan melata berukuran besar.

Dari keterangan warga yang sering berada di lokasi dan menyaksikan robohnya tersebut menceritakan, jika melihat jembatan dari jarak yang cukup jauh, alur parit tersebut nyaris tampak seperti ular besar yang sedang tertidur, “kalau dari sini kita lihat pak, bentuk paritnya hampir seperti ular besar yang sedang tidur dan kepalanya berada di reruntuhan jembatan yang roboh” kayanya, pada wartawan rabu siang 24/07/2019.

Beberapa warga setempat yang menyatakan dirinya saksi mata, mengaku tidak berani mendekati lokasi yang di maksud. sebelumnya beredar isu, kalau lokasi tersebut adalah lokasi yang terkesan Angker dan di diami oleh ular siluman alias ular jadi – jadian. mereka menceritakan, beberapa tahun lalu, ular piton raksasa itu sempat melingkar diatas pohon rambung (karet. Red). “Ular yang melilit dibatang pohon karet itu lebih besar dari pohonnya,” ujar nara sumber yang tidak ingin namanya di publikasikan.

Hingga kini, kondisi parit yang berkelok bak ular raksasa tersebut belum pernah menelan korban. Namun jika hal ini terus di biarkan, maka akan berdampak buruk terhadap jembatan penghubung antar Desa dan Kecamatan yang pernah roboh dan terputus hingga beberapa bulan lamanya. tidak hanya itu, ancaman keselamatan bagi warga Desa setempat yang kesehariannya menggembalakan ternak sapi dan mencari kayu bakar untuk kebutuhan sehari – hari bisa saja terperosok ke dalam parit yang membentuk palung yang dalam yang akhirnya mengancam keselamatan dan kerugian yang cukup besar.


Di ketahui sebelumnya, bahwa hal ini sudah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Simalungun. Di kutip dari Radarindo co.id edisi 10 September 2018 tahun lalu, yang memuat proyek penanggulangan bencana yang tertuang dalam APBD tahun anggaran 2017 yang di kerjakan oleh CV. Karya jaya/Bernard Siboro. dengan No. SPK 05/B/PPK-RR/BPBD/2017. dengan tanggal kontrak 28 September 2017 yang menelan anggaran sebesar Rp 1.570.114.000,00 (satu milyar lima ratus tujuh puluh juta seratus empat belas ribu rupiah) yang akhirnya ambruk dalam hitungan kurang dari dua tahun.

Sumber kembali menegaskan, bangunan yang runtuh itu terkesan di biarkan begitu saja tanpa ada

tanda – tanda upaya penanggulangan kembali. Bahayanya lagi, apabila hujan turun maka parit ini akan banjir dan akan memperbesar dan menjadikan parit tersebut semangkin dalam sepanjang Blok G19. Afdeling II kebun Bangun yang berpotensi merusak tanaman produksi perkebunan palat merah milik PTPN 3 Kebun bangun. Hingga berita ini di tuliskan, manajemen PTPN 3 belum di konfirmasi. (Hs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *