MEDAN | D’INVESTIGASI–Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan (DKP) sampai kini masih mempersiapkan masterplan terkait tata kelola sampah di Kota Medan. Dengan masterplan ini nantinya, pengelolaan sampah tidak sekedar memikirkan tempat akhir pembuangan namun sudah sampai tahap bagaimana menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik dari sektor ekonomi.
Guna mendukung terwujudkan masterplan terkait tata kelola sampah tersebut, DKP dibantu salah satu lembaga dari Jepang. Masterplan itu nantinya akan mengatur tentang standar operasional prosedur (SOP) penanganan sampah yang
Demikian disampaikan Kadis Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Medan HM Husni MSi dalam konfrensi pers yang digelar Bagian Humasy Setdako Medan di Balai Kota Medan, Jumat (7/12). Konfrensi pers ini diikuti oleh wartawan yang bertugas di lingkungan Pemko Medan.
”Dengan adanya masterplan hasil kerjasama dengan dengan salah satu lembaga dari Jepang itu, kita harapkan dapat membantu mengatasi persoalan sampah yang masih jadi dilemma di Kota Medan,” kata Husni.
Mantan Kadispenda Kota Medan itu mengungkapkan, ada sejumlah faktor yang menjadi kendala OPD yang dipimpinnya dalam menangani masalah sampah. Salah satunya moda angkutan untuk mengangkut sampah sangat kurang. Padahal moda angkutan berperan sangat vital dalam mendukung terciptanya kebersihan di Kota Medan.
Husni membeberkan, moda angkutan yang dimiliki DKP tidak cukup untuk mengangkut sampah dengan wilayah Kota Medan yang sangat luas dengan 21 kecamatan, 151 kelurahan dan 2001 lingkungan. Sebelum tahun 2018, moda Mengingat terbatasnya jumlah angkutan itu, jelas Husni, tahun 2018 nereka menambah 40 unit truk konvektor. Dengan penambahan truk konvektor ditambah moda angkutan lainnya, termasuk alat-alat berat diharapkan tahun 2019 penanganan sampah yang kita lakukan bisa maksimal.
“Saya punya target, tahun 2019 kita memiliki moda angkutan sebanyak 350 unit berdasarkan bentangan dan luas jalan di Kota Medan. Keseluruhan moda angkutan itu nantinya akan mengangkut sampah mulai dari hulu sampai hilir. Artinya, pengangkutan sampah akan dilakukan mulai dari masyarakat, pengangkutan sampah dengan menggunakan becak, peran pasukan Bestari dan Melati, tempat pembuangan sementara (TPS) hingga tempat pembuangan akhir (TPA),” jelasnya.
Selain itu tambah Husni lagi, Pemko Medan saat ini belum memiliki TPS tetap. Selama ini Pemko Medan masih menggunakan TPS terapung yang berjumlah 90 dan tak satu pun yang milik Pemko Medan. Oleh karenanya DKP melalui pihak kecamatan mengusulkan pengadaan TPS tetap kepada pihak terkait.”Inilah yang harus kami benahi,” jelasnya.
Guna mendukung terciptanya kebersihan, Husni mengatakan, DKP juga akan melakukan penguatan terhadap pasukan Bestari dan Melati, salah satunya dengan pembuatan SOP sehingga Bestari dan Melati memiliki sistem kerja yang baik dan bertanggungjawab penuh dengan tugasnya masing-masing.
Di samping moda angkutan, TPS maupun pasukan besatri dan Melati, tegas Husni, penanganan kebersihan juga tidak luput dengan keberadaan TPA. Dikatakannya, Kota Medan saat ini hanya memiliki satu TPA yang berfungi di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan dengan lahan seluas 12 hektar.
Menurut Husni, selama ini TPA Terjun digunakan hanya untuk menampung sampah saja. Jika konsepnya tidak dirubah, mungkin dalam 4 tahun mendatang TPA Terjun akan penuh dan menjadi gunungan sampah. Oleh karenanya tahun 2019, konsep pengelolaan TPA Terjun harus dirubah. Artinya, 70 % sampah yang dihasilkan harus dikelola, sedangkan 30% lagi sisanya baru dibuang ke TPA.
‘’Volume sampah yang dihasilkan di Kota Medan setiap harinya tidak sebanding dengan besarnya tempat penampungan atau pembuangan yang ada. Setiap harinya, smpah yang dihasilkan sebanyak 2.000 ton. Menyikapi itu saya selalu berkoordinasi dengan Bapak Wali Kota Medan agar dalam waktu dekat Pemko Medan melakukan pembebasan lahan di wilayah yang dianggap bisa menjadi TPA dan jauh dari pemukiman warga sehingga kenyamanan warga tidak terganggu dengan aroma tidak sedap
Hanya saja Husni mengingatkan, penanganan sampah tidak akan efektif dan berjalan dengan baik tanpa didukung penuh masyarakat. Untuk itu mindset masyarakat harus dirubah, sehingga masyarakat ikut bertanggungjawab untuk menciptakan kebersihan, terutama di wilayah tempat tinggalnya masing-
“Bayangkan saja setiap warga menghasilkan sampah sebanyak 0,7 kg perhari. Apabila mindset masyarakat berubah dan bertanggungjawab penuh dengan kebersihan dengan tidak buang sampah sembarangan, insya Allah persoalan sampah yang selama ini masih menjadi kendala dapat teratasi,”
Selain penanganan masalah sampah, Husni dalam konfrensi pers juga memaparkan langkah yang dilakukan DKP dalam melakukan penataan taman yang ada di Kota Medan. Dengan penataan yang dilakukan, taman-taman yang ada dapat dimanfaatkan warga. Selain sebagai ruang terbuka hujau (RTH) dan estetika kota, taman juga menjadi arena bersantai. bermain dan belajar untuk umum.
Dengan penataan yang dilakukan DKP, jelas Husni, telah terjadi perubahan signifikan dengan taman-taman yang ada seperti dilengkapi dnegan mushalla, arena bermain anak dan alat-alat olahraga. Di samping itu kita juga menggandeng stakeholder yang ada untuk ikut menata taman-taman di Kota Medan.
“Alhamdulillah, beberapa stakeholder telah menyatakan kesediaannya dan siap membantu DKP untuk merenovasi taman sehingga nantinya menajdi tempat bersantai dan bermain masyarakat bersama anggota keluarganya,” paparnya.
Sebelumnya, Kabag Humasy Setdako Medan Ridho Nasution diwakili Kasubbag Humas Hendra tarigan menjelaskan, tujuan digelarnya konfrensi pers ini untuk menyampaikan program kerja dan pembangunan yang telah maupun tengah dilakukan OPD di lingkungan Pemko Medan. Denagn konfrensi pers yang dilakukan, para wartawan dapat menyampaikannya kepada masyarakat.
“Salah satu OPD yang dipilih adalah DKP Kota Medan. Kita harapkan, melalui kondrensi pers ini, DKP dapat menyampaikan program maupun kinerja yang telah dilakukan dalam bidang kebersihan maupun penataan taman. Dengan demikian masyarakat dapat mengetahuinya, selain mendukung, kita harap masyarakat juga merawat hasil kerja yang telah dilakukan DKP,” jelas Hendra.
Konfrensi pers selanjutnya diisi dengans esi tanya jawab. Seluruh pertanyaan yang diajukan para jurnalis terkait dengan kebersihan, LPJU, makam maupun taman dijawab dengan baik oleh Kadis DKP. Di smaping itu Husni juga mengapresiasi usulan salah seorang wartawan terkait dibangunnya taman multicultural di Kota Medan, Diharapkan taman itu nantinya menjadi ikon wisata karena menampilkan ciri khas seluruh etnis yang ada di Kota Medan. (ft)