Unesa Menjadi Salah Satu Tempat Terselenggaranya Rangkaian ISEF 2018

SURABAYA | D’INVESTIGASI- Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dipilih sebagai salah satu tempat terselengaranya rangkaian Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018.

Rangkaian ISEF 2018 dikemas dalam kegiatan International Public Seminar yang bertema Can the Halal Industry Become A New Source of Economic Growth ? : Challenge and Opportunity. Seminar internasional tersebut menghadirkan Prof. Dr. Irwandi Jaswir sebagai speaker.

Prof. Dr. Irwandi Jaswir adalah Director of International Institute for Halal Research and Training (NHART) of IIUM Malaysia. Tampak hadir juga Dr. Arlyana Abubakar Director of Bank Indonesia Institute, Drs. Sujarwanto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Negeri Surabaya.

Acara yang diselenggarakan di auditorium lantai 3 Gedung G6 Fakultas Ekonomi Unesa tersebut dihadiri oleh lebih dari 300 peserta dan undangan. Beberapa instansi, lembaga, hingga organisasi kepemudaan Islam selingkung Unesa turut hadir untuk memenuhi undangan tersebut.

Mulai dari instansi bidang Pendidikan (antar kampus), lembaga zakat, bank Syariah, hingga Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organisasi Eksternal Islam selingkung Unesa.

“Industri halal serta peneilitian berkaitan dengan pengembangan sistem ekonomi Islam perlu untuk terus diperbarui. Untuk dapat mencapai hal tersebut, maka civitas akademik perlu berperan.” Drs. Sujarwanto, M.Pd., dalam sambutannya. Selasa, (18/12).

Menurut PIC Acara ini (Hendry Cahyono, SE., ME, dari public seminar yang bertemakan : Can halal industry become a new source of economic growth? Challenges and opportunities” dengan narasumber Prof. Dr. Irwandi Jaswir, (director institute for halal research and training (INHART) of IIUM Malaysia.

“Kita bisa mengetahui bahwa Halal tidak hanya berkaitan dengan sisi religiusitas (keagamaan) tetapi halal sekarang sudah menjadi industry raksasa termasuk dinegara yang mayoritas penduduknya non Muslim,” tutur dia.

Halal juga tidak hanya terkait makanan tetapi sudah masuk dalam kebutuhan dasar konsumen saat ini. Negara yang mayoritas penduduknya non muslim seperti Korea Selatan, Eropa Timur, sekarang berusaha tidak hanya menjadi konsumen produk halal tetapi juga mengembangkan untuk menjadi produsen produk halal.

“Jadi, bank Indonesia Institute dengan Unesa sudah merupakan partner. Kita sudah punya MOU dengan Unesa, kita juga mengembangkan kurikulum ke bank sentralan di Unesa dan kita sangat berharap ke depan BI Institute dengan Unesa bisa berlanjut. Karena kita juga memiliki beberapa program-program, seperti program untuk penelitian, juga untuk pembahasan terkait issue-issue terkini lainnya,” tegasnya.

Sementara itu, Director of Bank Indonesia Institute, Dr. Alyana Abubakar juga menambahkan, dirinya berharap, mudah-mudahan ke depan akan ada isu-isu lain yang akan kita diskusikan dalam berbagai bentuk, bisa dalam bentuk public lecture, focus group discussion atau apapun.

“Yang kami harapkan bisa meningkatkan kemampuan dan kemauan dari mahasiswa untuk terus mengembangkan di bidang-bidang ilmu ekonomi,” pungkasnya. (Ari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *