Kepala Desa Dolok Hataran: Aminan pernah dapat tawaran Bedah Rumah dari Pemerintah

Simalungun | metroinvestigasi.id – Aminan (50) warga Huta Sidouruk, nagori Dolok Hataran, kecamatan Siantar, kabupaten Simalungun, yang menurut keterangan warga setempat membutuhkan bantuan dan perhatian Pemerintah, Sempat dapat tawaran Bedah rumah Jika memiliki saldo 30 juta.

Hal ini di ungkapkan Suwardi Kepala desa (Pangulu) Dolok hataran, lewat Keterangan Via seluler saat di konfirmasi Selasa 19/03 pukul 14.30 Wib, mengatakan. Kalau Aminan sempat mendapat tawaran bantuan hingga 2 kali jika Aminan dapat mengikuti persyaratan yang di sampaikan pemerintah setempat.

Suwardi menjelaskan, melalui permohonan pemerintah desa dolok hantaran mengajukan bantuan bedah rumah yang sempat di ajukan hingga dua kali berdasarkan persyaratan pemohon untuk bedah rumah Aminan.

“Sudah kami ajukan permohonan bedah rumah untuk Aminan sesuai kriteria, namun keputusan tetap kepada pemerintah kabupaten, bahkan sudah dua kali,” kata Pangulu.

DIkatakan lagi, “ bantuan bedah rumah dapat di laksanakan jika Aminan mampu memiliki saldo sebesar 30 juta rupiah sebagai persyaratan awal untuk bantuan bedah rumah dan selebihnya akan di bantu pemerintah hingga mencapai 100 % dari saldo yang di miliki Aminan, di karenakan Aminan tidak mampu maka bantuan untuknya belum ada tindak lanjut,” imbuhnya.

Terkait bantuan sosial kepada Aminan dan keluarganya, Suwardi mengatakan kalau bantuan tersebut sudah di alihkan kepada anaknya yang saat ini ikut bersama saudaranya/uwaknya.

“bantuan sosial yang lain tetap di salurkan hanya di berikan langsung atau di titipkan pada uwaknya ( saudara Aminan) karena di khawatirkan jika di berikan pada Aminan bantuan tersebut akan di gunakan untuk kepentingan Aminan secara pribadi,” jelas Suwardi.

Diberitakan sebelumnya, Aminan adalah sosok pria paruh baya yang membutuhkan uluran tangan dan perhatian sejak 15 tahun lalu. Di jelaskan, Aminan hidup seorang diri di sebuah rumah tinggal miliknya yang layak sebut gubuk miliknya sendiri dan sudah tidak layak huni.

Dikisahkan Inan sebelumnya, sejak istrinya meninggal, Inan hidup sendiri di rumahnya.”Istri saya sudah meninggal sejak melahirkan anak saya dan anak saya itu sekarang diasuh oleh keluarga,” bilang Inan saat disambangi di kediamannya, Jumat (15/3) lalu.

Sebelumnya Inan untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya bekerja serabutan, namun ketika kondisi fisiknya kurang Sehat, dirinya pun tidak sanggup bekerja yang berat lagi.

“Dulunya kerja bangunan atau apa saja dia mau, namun setelah ada sakit di bagian tangannya dia tidak sanggup lagi kerja berat,” terang K. Sinaga yang juga tetangga Inan.

Kondisi fisik yang kurang sehat dan tempat tinggal yang tidak layak huni lagi, membuat Inan hanya bisa berpasrah jika ada pihak yang mau membantunya keluar dari keterpurukannya.

Inan menempati rumah peninggalan keluarga yang terbuat dari gedek, namun karena tidak memiliki uang untuk memperbaiki gedek dan atap seng yang telah bocor, Pria tersebut pun pasrah menempati kediamannya yang nyaris tidak punya dinding lagi.

“Kalau untuk makan, saat dia merasa lapar dia datang kesini dan meminta makan,” bilang K. Sinaga lagi.

Diakui oleh Inan, selama ini meski hidup di bawah garis kemiskinan dirinya tidak pernah mengecap bantuan apapun dari pihak Pemerintah setempat, kabupaten maupun pusat.

“Tidak ada, saya tidak pernah dapat bantuan apapun dari Pemerintah,” bilang Pria yang bahkan di badan penjamin kesehatan pun tidak terdaftar.
Hal itu juga dibenarkan oleh para tetangganya.

“Sudah beberapa kali kita coba untuk mengusulkan ke pihak Pemerintah, namun hingga hari ini harapan agar Inan dibantu tidak kunjung terealisasi,” beber tetangga Inan.

“Kami berharap semoga pihak Pemerintah mulai dari nagori hingga Pusat dapat mendengarkan hal ini dan mau memberikan bantuan terhadap Inan,” pinta warga Dolok Hataran tersebut. (H. Balog)

Komentar