Dairi | metroinvestigasi.id – Keluhan tentang jalan rusak dan pupuk subsidi sering kali kami dengar, tidak hanya di Lau Njuhar I. Maka dari itu, terkait infrastruktur, kami sudah menargetkan perbaikan 7 jurusan jalan di Tanah Pinem, dimana dua diantara jurusan itu bersinggungan langsung dengan Desa Lau Njuhar I, yakni peningkatan jalan jurusan Liang Jering – Alur Subur (link 300) dan peningkatan jalan jurusan Namo Sanggar – Liang Jering – Siudang udang (link 136).
Hal tersebut disampaikan Bupati Dairi Eddy Berutu kepada masyarakat Desa Lau Njuhar 1 dalam rangkaian Kunkernya ke Kecamatan Tanah Pinem baru – baru ini , Rabu ( 31/01/2024).
Dimana salah seorang warga Dusun Balbal yang mengeluhkan permasalahan infrastruktur dan pupuk bersubsidi di Desanya.
Menanggapi hal tersebut, Eddy Berutu menjelaskan Pemerintah Kabupaten Dairi akan langsung menindaklanjuti.
Selanjutnya terkait permasalahan pupuk bersubsidi Eddy Berutu menyampaikan bahwa persoalan pupuk tidak hanya terjadi di Kabupaten Dairi, ini masalah nasional. Namun kita patutlah bersyukur, karena Pemerintah Kabupaten Dairi selalu berupaya memenuhi kebutuhan pupuk petani dengan menambah jumlah kuota dari tahun ke tahun walau memang belum mampu mengcover seluruh kebutuhan petani.
“Saya mencatat setidaknya ada tiga faktor penyebab kuota pupuk bersubsidi tidak mempu mengcover seluruh kebutuhan petani. Alasan pertama dikarenakan bahan utama pembuat pupuk itu masih harus impor dari luar negeri, kedua karena peningkatan permintaan pupuk bersubsidi jauh lebih besar dari produksinya, dan alasan ketiga karena keterbatasan anggaran pemerintah yang tidak mampu mengcover seluruh permintaan petani. Keluhan ini tidak hanya dialami petani Dairi, tapi seluruh Indonesia. Namun, kita tetap berupaya dan usaha kita itu telah membuahkan hasil, setiap tahunnya kuota pupuk subsidi kita terus meningkat,” ujarnya.
Tidak lupa, Eddy Berutu juga mengedukasi masyarakat setempat agar tidak bergantung pada pupuk kimia, demi kelestarian lingkungan dan kesehatan tanah. lebih membiasakan diri menggunakan pupuk organik.
“Mari perlahan-lahan beralih dari pupuk kimia ke organik ya bapak-ibu,” ujar Eddy Berutu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Robot Manullang juga menjelaskan bahwa seluruh dunia mengalami keterbatasan pupuk kimia, khususnya pupuk bersubsidi.
Robot Simanullang juga mengingatkan masyarakat agar tidak mengeluh tentang proses penebusan pupuk dari kios.
“Tentang syarat penebusan pupuk, ini merupakan aturan dari Kementerian Pertanian. Tujuannya supaya tidak ada penyimpangan. Tidak boleh lagi ada ketua kelompok yang terlalu dominan untuk menebus pupuk. Oleh karena itu, kalau disuruh tebus.
Maka segeralah ditebus dengan mem bawa KTP dan persyaratan lainnya,” ujar Robot. (Rahman)