Bosan Dengan Pelayanan Air Bersih Yang Selalu Macet,Warga Memilih Buat Sumur Bor



Simalungun | metro investigasi -- sudah sepuluh hari aliran air bersih terhenti, banyak masyarakat akhirnya beralih menggunakan sumur bor, bosan dengan pelayanan yang sangat buruk dan di nilai tidak perduli dengan pelanggan, hingga akhirnya banyak warga meninggalkan layanan air bersih Tirta Lihou.

20 tahun sudah sistem saluran air bersih Tirta lihou yang setia mengaliri rumah - rumah penduduk, terutama warga Nagori pematang gajing, ahirnya harus beralih menggunakan cara lain dari pada harus bertahan setia menggunakan jasa Tirta lihou yang langganan mampet.

Tidak punya pilihan lain kecuali harus beralih menggunakan sumur bor untuk tetap bisa menikmati air bersih, pasalnya Nagori yang di lewati anak sungai yang mengalir sampai ke Nagori lingga tidak memiliki mata air yang bersih untuk kebutuhan sehari - hari .

Namun tidak semua masyarakat mampu untuk memasang sumur bor, yang terbilang cukup mahal. Dengan Angka di bawah lima juta rupaih, sumur bor baru bisa di nikmati. Bagi warga yang kurang mampu tetap menggunakan aliran sungai untuk MCK.

Selain tidak punya pilihan lain, mereka juga harus rela menggunakan air sungai yang terbilang kotor yang di sebabkan sampah rumah tangga yang di buang ke sungai oleh masyarakat di hulu sungai, uniknya kebiasaan membuang sampah di sungai sudah menjadi budaya bagi warga nogori Margomulyo dan serapuh karena letaknya berada di hulu sungai.

Kotor dan menjijikkan, warga yang tidak punya sumur bor harus siap - siap ke toko obat untuk persediaan jika suatu hari menderita gatal - gatal. Terima atau tidak, tentu mereka belum punya pilihan selain menunggu sampai aliran air bersih kembali mengalir ke rumah pelanggan yang setia dengan Tirta lihou.

Salah satu warga yang beruntung bisa memasang sumur bor saat di temui wartawan menjelaskan, " capek nunggu nunggu, dari dulu sampai sekarang selalu aja begitu, macet dan kering itulah yang selalu kami terima, dari pada harus menunggu lama - lama, bagusan kami pasang sumur bor aja." Kata R Saragih Senin (18/03) sore.

Jika warga lebih memilih dan beralih menggunakan sumur bor, kemungkinan yang akan terjadi Tirta lihou akan kehilangan pelanggan, dan terancam hanya menjadi monumen yang tidak berarti.
Sebelumnya, di hari yang sama, sekira 70 orang pelanggan Tirta lihou berkumpul di balai desa Nagori pematang gajing, bukan hanya waraga Nagori pematang gajing , peserta undangan juga banyak datang dari desa sebelah yang masih terdaftar sebagai pelanggan pengguna Air bersih.

Dalam rapat yang di gelar selama 4 jam, warga yang masih terdaftar sebagai pelanggan meminta kepadapengurus, agar saluran air bersih secepatnya di lakukan perbaikan. Jika tidak, di khawatirkan seluruh pelanggan akan meninggalkan Tirta lihou. Perlu di ketagui, jumlah pelanggan saat ini di perkirakan tinggal sekitar 234 dari sebelumnya yang  sempat mencapai angka yang hqnoir menjacai 700 pelanggan.

Sunarno, pangulu pematqng gajing, pada wartawan mengatakn, "kami akan upayakan agar saluran air itu terus mengalir, dan akan kami lakukan terobosan kepada pengurus agar sistem managemen Tirta lihou bisa di benahi secepatnya." Katanya.

Terkait mengenai banyaknya pelanggan yang beralih menggunakan sumur bor, Sunar mengatakan "saya yakin, jika mangemen  dan sistem pendistribusian air bisa lebih baik, pelanggan akan kembali lagi, Karaeng saya juga pelanggan. Air sumur bor masih kurang segar kalau di bandingkan dengan air PAM." Katanya.

Komentar