Simalungun | metroinvestigasi.id – Pendirian posko kesehatan penanganan covid-19 ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mengantisipasi penyebaran covid-19 di Kabupaten Simalungun. Dalam sekala Nasional jumlah pasien positif Corona, pasien dalam pengawasan dan orang dalam pemantauan terus meningkat. Demikian juga halnya di kabupaten Simalungun, dilansir dari IDM Time. Hingga kamis (14/05) sejauh ini, total pasien positif COVID-19 di Simalungun sudah 5 orang, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 29 orang, yang sembuh dari PDP 18 orang, sembuh dari COVID-19 sebanyak 1 orang. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 5 orang.
Posko kesehatan penanganan covid-19 ini akan dijaga 24 jam nonstop oleh petugas kepolisian maupun para relawan. Di posko ini juga disediakan baju alat pelindung diri (APD), hand sanitizer, cairan disinfektan dan masker. Apabila ada warga diduga terpapar virus korona, bisa ditangani secara cepat oleh posko sesuai SOP yang ditetapkan. Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan membawa ke rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk.
Sepertinya Camat Bosar maligas dan Pangulu ada konspirasi untuk tidak mau membahas masalah posko covid-19, khususnya di Nagori Mayang. Hal ini di buktikan dengan konfirmasi lewat telepon dan pesan whatsap, hingga berita ini di terbitkan, padahal nomor telepon selular dan Whatsap Ahmadi tetap aktif begitu juga halnya dengan Gerhat lubis. SH, konfirmasi lewat pesan whastap pada hari Senian, 18 Mei 2020 sekira pukul 15.30 jelang sore juga tidak berbalas.
Besar kemungkinan seluruh Nagori di Kecamatan Bosar Maligas juga demikin halnya. Posko yang ada. di Pedesaan atau kata lain adalah Nagori di Kabupaten Simalungun terkesan hanya sebuah simbol adanya penanganan kesehatan dan penyebaran Virus Corona ( Covid-19) dan syarat adanya upaya pencegahan Virus Corona.
Informasi yang dihimpun awak media, dari petugas pendamping kecamatan yang tidak ingin namanya dipublikasikan mengatakan, aktifiras posko Covid -19 dihentikan karena minimnya anggaran penanggulangan Virus Corona. Padahal sembelumnya, Pemerintah Kabupaten Simalungun telah menganggarkan kegiatan penanggulangan yang termaksud di dalamnya adalah pendiriaan posko pencegahan Covid-19. Jika memang anggaran belanja atau perbekalan untuk relawan yang menjadi persoalan tentunya Nagori lain diluar Kecamatan Bosar Maligas akan melakukan hal yang sama pula.
Sementara itu Nagori Mayang adalah Desa yang terbilang sibuk dengan lalu lintas jalan, karena Nagori Mayang terletak di jalur utama menuju Desa lain yang masih satu kawasan Kecamatan Bosar Maligas. Hal ini dibuktikan dengan temuan awak media di lokasi pada hari, Jumat 16 Mei 2020 sekitar pukul 16.00 Wib. Kesibukan lalulintas jalan utama masih dirasa, mengingat ruas jalan Nagori Mayang adalah ruas jalan utama menuju perusahan Plat merah milik PTPN 4 Kebun Mayang dan Kebun Bukit L0ima dan beberapa desa di dalamnya.
Saat di lokosi pada Jumat, 22/05 lalu, salah seorang warga menerangkan, kalau posko ini sudah ditutup pada pukul 15. 00 Wib tadi, dan besok hari pada pukul 08.00 pagi baru di jaga lagi. ” Kalau jam segini sudah tidak di jaga lagi, mereka kembali lagi berjaga besok hari di mulai pada pulul 08.00 Wib.” Terangnya, menyebutkan relawan covid-19.
Padahal hingga Senin posko tersebut juga sudah tidak aktif lagi. Bupati simalungun Dr. Jopinus Ramli Saragih SH, MH selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, belum dimintai keterangan terkait waktu dan masa operasi posko Covid-19 di Nagori Mayang guna untuk dimintai keterangan lebih lanjut. (H.ss)
Komentar