Pekanbaru – Asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau belum juga sirna. Imbasnya masyarakat kini banyak yang jatuh sakit.
Sakit akibat menghirup asap karhutla dirasakan salah satunya oleh Erniwati. Warga Jalan Adi Sucipto Pekanbaru itu mengaku sudah sepekan ini mengalami batuk disertai demam.
“Awalnya saya batuk-batuk dan menjadi demam. Ini semua gara-gara asap yang kebakaran lahan,” kata Erni, ibu dari tiga anak kepada wartawan, Rabu (4/9/2019).
Pengakuan warga lainnya juga datang dari Elis Masyitoh warga Jl Purwodadi Panam Pekanbaru juga mengalami batuk dan disertai demam tinggi. Akibatnya dia harus mendapat perawatan di salah satu rumah sakit swasta di Pekanbaru.
“Lama-lama kena asap ini kondisi badan melemah. Akhirnya saya sempat mendapat perawatan medis karena kondisi batuk dan demam tinggi. Tapi saya milih rawat jalan saja,” kata Elis.
Masih cerita Elis, selama proses rawat jalan ternyata kondisi penyakitnya juga dialami dua putranya. Kedua putranya juga mengalami sakit tenggorokan, batuk dan demam tinggi.
“Akhirnya saya yang kondisi sakit juga merawat kedua anak saya yang juga sakit. Sebelumnya dua anak saya sudah mengeluh soal asap, dia sempat demam di sekolahnya,” tuturnya.
Elis mengatakan saat ini anaknya masih dalam kondisi sakit batuk dan demam. “Sudah dua hari anak saya tidak bisa sekolah. Ini semua gara-gara asap. Tapi sampai sekarang belum ada kebijakan meliburkan sekolah, apa mesti nunggu anak-anak jatuh sakit semua ya,” kata Elis.
Tak hanya Erni dan Elis. Rian Anggoro juga mengalami hal yang sama. Rian mengatakan, anak istrinya yang punya riwayat asma pun harus mendapat perawatan medis akibat terpicu asap karhutla yang sudah dua bulan ini menyelimuti Riau.
“Anak saya yang masih TK harus mendapat perawatan medis demam. Istri saya juga mengalami hal yang sama. Kalau sudah ada asap, maka anak-anak akan menjadi korban paling rentan dari asap ini,” kata Rian. (deco)
Komentar