Seperti Migran di Tanah Air Sendiri, Pekerja Revitalisasi Kantor Tidur di Basemen Gedung Gubsu

 

Medan | metroinvestigasi.id – Seperti Migran di Tanah Air Sendiri, Pekerja Revitalisasi Kantor Tidur di Basemen Gedung Gubsu.

Miris, memang miris, jauh-jauh merantau pekerja asal kab.Sumedang Prov. Jawa Barat bekerja di kota Medan. Pengerjaan gedung yang terus berlangsung, diduga belum menjalankan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sehingga belasan pekerja memutuskan kembali ke daerah asal karena merasa tidak sesuai dengan harapan.

Ketua LSM GERTAK, H.Hutagalung membeberkan hasil temuan pekerja revitalisasi tahap 2 gedung Gubernur diduga tidak menjalankan K3. InformasiĀ  yang dapat dihimpun bahwa pekerja saat ini tidur di basement atau lantai dasar gedung Gubernur Sumatera Utara.

“Ada beberapa ruangan yang disekat dengan triplek. Dan kondisi pengap karena tidak ada sirkulasi udara,” ujarnya kepada awak media, Jumat (15/10).

Ditambahkannya,”Tempat itu dinilai belum layak untuk tempat tidur meskipun sementara. Karena sirkulasi udara tidak baik untuk kesehatan. Juga apabila hujan, air akan tergenang menyebabkan banyak nyamuk. Ibarat seperti Migran di tanah sendiri.”

Pekerjaan proyek senilai puluhan Milyar rupaiah direkrut dari beberapa daerah diantaranya asal kab.Sumedang dikabarkan kembali ke daerah. Diperkirakan belasan pekerja sudah kembali ke daerah asal.

“Karena alasan tempat tinggal yang diduga tidak sesuai dengan perjanjian seperti fasilitas BPJS tidak diberikan asrama tempat tinggal sangat tidak memadai. Diduga para pekerja belum menjalankan vaksinasi,” papar H.Hutagalung.

Menanggapi persoalan ini, awak media mengkonfirmasi pihak perusahaan atau kontraktor. Hal ini untuk menjalankan kode etik jurnalistik mendapatkan hasil berita berimbang.

Informasi melalui telepon WA Mandor pekerja, Kiki mengatakan bahwa tempat tinggal para pekerja di basemen kantor Gubsu bersifat sementara. Berhubung ia masih diluar kota belum mendapatkan rumah kontrakan sebagai asrama untuk para pekerja.

“Saya masih di luar kota, jadi tempat tidur pekerja itu bersifat sementara. Sudah direncanakan untuk mencari rumah kontrakan,” jelasnya kepada awak media, Senin (17/10).( rft )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *